Rabu, 18 Februari 2009

Luiicious Pembuka Konser BCL


* Feat dj Morenadi De Javu
SAMARINDA, TRIBUN - Konser musik LA Lights Comunity, Bunga Citra Lestari (BCL) featuring dj Morena di De Javu Samarinda berlangsung semarak, Rabu (19/2). Membawakan sembilan lagu hits pilihan dari dua albumnya, Bunga mengenakan gaun merah menunjukan aksi panggung memukau.
Pada tema konser tur, Enjoy Together. Bunga membawakan lagu berjudul Luilicious sebagai pembuka. Lagu tersebut dari album kedua yang belum diluncurkan video klip dan sebagai soundtrack film saus kacang yang dibintangi Bunga bersama sang Suami Ashraf.
Fans dan penikmat musik dj terasa terhibur dengan suara emas perempuan berambut pendek yang telah mengeluarkan album kedua "Tentang Kamu". Lagu bertema cinta yang dibawakan membuat larut penonton ikut bernyanyi. Bunga datang ke Samarinda kedua kalinya sejak dua tahun lalu. Ia terkesan dengan antusias penontonnya.
"Saya senang datang ke Samarinda, sangat ramai. Secepatnya lagi mudahan saya bisa kesini lagi," kata Bunga diakhir perpisahan konser. Tak sedikit, pengunjung cafe De Javu menyalami Bunga, merasakan kelembutan tangan dan ramah senyuman manisnya.
Berikutnya, tanpa berhenti, Bunga menyanyikan lagu Aku Tak Mau Sendiri. Disini, ia tak perlu repot. Bait dari lagu terekam suara Bunga mengiringi musik. Sampai pada lagu rentetan berikutnya, Pernah Muda, Bunga menunjukan lagi kehebatannya dalam tarik suara yang bernada cepat.
Isi lagu sangat mengena setiap pasangan kekasih yang datang pada malam itu. Dilanjutkan satu lagu hits Bunga, dj Morena beraksi berkoloborasi gitaris musik pengiring Bunga. Tak kalah menariknya, lagu berjudul Ingkar, Tentang Kamu, Aku dan Dirimu dimainkan dengan sidikit merubah aransmen tetap merdu dan asyik didengar telinga penikmat musik.
Khusus tentang lagu Aku dan Dirimu, Bunga feat Ari Lasso, dirinya sangat menyukai lagu berisi jawaban atas halangan dan rintangan cinta. Terlebih dengan lagu selanjutnya, Kecewa, pernah dialaminya sebagai seorang perempuan. Penutup konser musik Bunga Citra Lestari belum lama menikah ini, ia membawakan lagu berjudul Cinta Pertama (Sunny).
Terpisah, wawancara dengan sejumlah wartawan, Bunga menyampaikan dirinya tak menampik penikmat musik dj yang identik dengan klub dunia malam. Namun, sebagai musisi dan penikmat musik, Bunga berharap yang baik, membuat senang semua orang dan ingin bersenang-senang.
"Kalau ada yang nggak bener musik dj klub malam, itu bukan musiknya tapi orangnya. Saya penikmat musik dan orang lain juga sama ingin menikmati musik dengan bersenang-senang. Tapi kalau sampai drugs itu nggak benar, jadi no drugs," kata Bunga yang gaya celoteh bertutur cepat. (m20)

Tiga Bom Meledak di Sempaja


* Simulasi Penutupan Pelatihan Pra Ops Mantap Brata Pemilu 2009
SAMARINDA, TRIBUN - Simulasi penutupan pelatihan Pra Ops Mantap Brata Pengamanan Pemilu 2009 Kalimantan Timur, Rabu (18/2) Polda Kaltim di halaman parkir Stadion Madya Sempaja diwarnai tiga ledakan bom.
Dua bom mengeluarkan ledakan keras terjadi secara berentetan ketika kampanye calon presiden di Samarinda. Kemudian satu bom lagi meledak dengan jilatan api membumbung tinggi yang dipasang teroris di dekat kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).
Sebelumnya, pada simulasi peledakan bom teroris, sang pelaku tertangkap. Densus 88 Anti Teror membawa pria dicurigai itu dihadapan Kapolda Kaltim Irjen Pol Andi Masmiyat. Membawa tas selempang, sang teroris mengaku bom tersebut meledak memakai aktif nada ponsel.
Ponsel lalu dipegang Kapolda dan kemudian dipencet akhirnya meledakan bom di depan kantor KPUD. Tim Gegana Brimob Polda Kaltim, penjinak bom lalu menyisir lokasi sisa ledakan.
Aksi lainnya terdengar rentetan desing suara peluru, penembakan water canon dan empat penembak jitu terjun diatas ketinggian sekitar 30 meter. Aksi tersebut terdapat dalam 8 tahapan simulasi mulai dari munculnya aksi unjuk rasa di KPUD hingga penjarahan terjadi di kawasan kota (lihat boks.)
"Skenario dari simulasi pengamanan ini berdasarkan pengalaman yang ada. Pelatihan ini sebenarnya akumulasi persiapan Polda Kaltim mengamankan Pemilu 2009 menuju masa kampanye pada tanggal 16 Maret mendatang," kata Kapolda Irjen Pol Andi Masmiyat usai gelar penutupan pelatihan.
Simulasi disaksikan para pejabat pimpinanan daerah, Wakil Gubernur Farid Wadjdy, Ketua KPUD Kaltim Andy Sunandar S Hut dan pimpinan cabang partai politik. Mereka mendapat penjelasan langsung dari Kapolda setiap tindakan polisi upaya mengatasi gangguan keamanan.
Salah satu aksi menegangkan diperagakan tim VVIP Protection Polda Kaltim. Tim bertugas pengawal calon presiden (capres) memiliki kemampuan menembak dan aksi mengendarai mobil berkecepatan tinggi menghindari serangan musuh.
Lain pula dengan peragaan mengatasi ratusan massa unjuk rasa yang anarkis. Tahapan pengamanan pun dilakukan sesuai prosedur. Personil Satuan Dalmas dilengkapi tameng rupanya tak cukup menghadapi amukan massa ditambah kekuatan PHH anti huru hara dan penembak jitu. kendaraan water canon dan barak kuda dari baja anti peluru.
Pesan dari Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy atas petugas pengamanan Pemilu 2009, agar setiap personil meningkatkan kewaspadaan senada disampaikan Kapolda Kaltim. "Tingkatkan kewaspadaan ancaman gangguan keamanan dan tetap menjaga persatuan," katanya.
Di bawah terik matahari, simulasi latihan ini terjadi insiden berlarinya agen K-9 anjing pelacak ke arah kerumunan massa yang dirancang mengamuk. Anjing dengan gigi taringnya rupanya terpancing berlari dari instrukturnya untuk mengejar pelaku.
Pengamanan Pemilu, Polda Kaltim menerjunkan enam ribu lebih personil. Jumlah itu akan dibantu juga dari 1300 petugas Linmas (Lintas Masyarakat) dan 1900 lebih personil dari unsur TNI. Mereka pengamanan seluruh tempat pemungutan suara (TPS) dengan didirikan Poskotis tingkat daerah pelosok dan sentra Gakumdu di tingkat kota. (m20)

Tahapan Simulasi Penutupan Pelatihan Pra Ops Mantap Brata Pemilu 2009
1. Unjuk rasa massa di KPUD dengan kerumunan jumlah massa lebih besar sebelum kampanye
2. Pelanggaran lalu lintas massa kampanye
3. Prosedur pengamanan Capres oleh tim VVIP Protection Polda Kaltim
4. Protes massa di Tempat Pemungutan Suara (TPS)
5. Pembebasan penyanderaan ketua KPUD
6. Menjinakan bom di KPUD
7. Unjuk rasa protes di KPUD memprotes hasil perhitungan suara Pilpres
8. Pencegahan penjarahan amukan massa yang meluas seluruh kawasan kota
Sumber: Polda Kaltim

Rabu, 11 Februari 2009

Kembar Siam ke Surabaya


* Bersiap Menjalani Bedah Torak
SAMARINDA, TRIBUN - Bayi kembar siam perempuan, anak dari Dono dan Munirowati yang lahir empat hari lalu berada di Rumah Sakit Umum AW Syahranie Samarinda dipastikan akan dirujuk ke Rumah Sakit Dr Sutomo Surabaya, Rabu (11/2)
"Ada rencana untuk merujuk ke rumah sakit Dr Sutomo Surabaya karena ada beberapa alasan. Antara lain kondisi bayi kembar siam ini selaput jantungnya hanya satu dan tulang dadanya tidak sempurna. Untuk itu dibutuhkan dokter spesialis bedah torak yang berada di Surabaya," kata dr Nurlina Adriati Noor, Humas RSU AW Syahranie dalam jumpa pers di gedung Instalasi Unit Gawat Darurat RSU AW Syahranie.
Dijelaskan juga, dokter spesialis torak atau bedah dada di Kaltim sendiri sebenarnya ada namun tidak berada ditempat karena menempuh pendidikan. Kini, tim dokter rumah sakit diketuai direktur RSU AW Syahrani Samarinda, dr Ajie Syirafuddin sedang mempersiapkan sesuatu hal menunjang bayi kembar siam akan dibawa ke Surabaya.
"Tim dokter tadi sudah bertemu dengan pihak keluarga pasien. Intinya orangtua bayi setuju dirujuk ke Surabaya. Keluarga hanya mempertanyakan biaya operasi dan kebutuhan hidup selama berada disana," kata dr Nana sapaan dr Nurlina.
Menurut dr Nana, biaya operasi bayi kembar siam di rumah sakit Dr Soetomo ditanggung dari Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Sedangkan kebutuhan hidup orangtuanya selama di Surabaya akan diberikan bantuan dari Pemerintah Kota Bontang.
Sementara itu, hasil pemeriksaan Multi Slice CT menyimpulkan bahwa pada organ tubuh kembar siam ini terdapat dua jantung, dua pasang paru-paru, dua liver atau hati dan dua pasang ginjal. Artinya, masing-masing bayi lengkap dengan jantung, paru-paru, ginjal dan liver.
Kemarin, sekitar pukul 11.15 bayi kembar siam dalam inkubator dikeluarkan dari ruang rawat NICU. Sepasang bayi itu dibawa ke ruang pusat pemeriksaan medical chek up. Kembar siam diperiksa dengan echodcardiografi untuk menilai fungsi jantung. Ketika dipindahkan, salah satu bayi kembar siam terbangun dari tidurnya.
Bayi tersebut membuka lebar mulut mungilnya. Gerakan itu rupanya membuat selang melintang di wajahnya berpindah. Tim rawat pun menghentikan kereta inkubator di lorong jalan rumah sakit. Salah seorang perawat lalu memasukan tangan dalam inkubator, untuk memperbaiki posisi selang.
Beberapa penghunjung rumah sakit ingin melihat mencoba mendekat melintas langsung tubuh bayi kembar siam. Seraya itu, pengunjung berkopiah mengucapkan Subhanallah atas keagungan ciptaaNnya. Keadaan yang siang hari, cerah sinar matahari membuat inkubator ditutup sehelai selimut. (m20)

Rabu, 04 Februari 2009

Counter Texas Fried Chiken Mal Mesra Terbakar


* Diduga Konslet Listrik
* Asap membumbung Hingga ke Lantai Empat
SAMARINDA, TRIBUN - Sebuah restoran makanan cepat saji, counter Texas Fried Chiken Mal Mesra terbakar, sekitar pukul 19.00, Rabu (4/2). Kebakaran tidak sempat membesar, api yang berasal dari bagian dapur restoran dapat dipadamkan sebelum membakar lainnya.
Meski begitu, api menghanguskan ventilasi plafon dari restoran menyebarkan asap tebal dan pekat. Bangunan yang kedap udara luar bertingkat empat lalu diselimuti asap dari sumber panas lokasi kebakaran.
Kapoltabes Samarinda Kombes Pol A Kamil Razak didampingi Kasat Reskrim Achmad Yusep Gunawan mengungkapkan penyebab kebakaran diduga dari arus pendek sambungan listrik. Kesimpulan tersebut didapat setelah polisi bergegas melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Kebakaran yang diduga terjadi di Mal Mesra Indah karena adanya asap tebal keluar dari lantai empat.
Petugas kami dan pemadam kebakaran lalu mencari sumber api dan menemukan asal asap dari plapon lantai 1 tepatnya di counter Texas Fried Chiken," kata Yusep yang meninjau lokasi kebakaran.
Sejumlah saksi mata, dari tepi jalan, saat kejadian melihat asap kepulan hitam ke atas dari lantai empat.
Mereka lalu memberitahu seluruh isi pengunjung dan karyawan dalam Mal. Teriakan ada kebakaran juga diberitahu dari lantai empat agar keluar dari pusat perbelanjaan. "Saya keluar ketika listrik sudah dipadamkan. Kami keluar semua lewat tangga," kata Rosa, karyawan disalah satu counter lantai tiga Mal.
"Konsleting arus listrik pada kabel kecil menyambar kayu plafon yang menimbulkan asap tebal. Kami masih menyelidiki lagi dengan pemeriksaan saksi-saksi dari pihak manajemen, security dan Texas Fried Chiken Mall Mesra," kata Yusep.
Untuk mengamankan situasi lokasi kebakaran, sekitar empat mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Mereka mendinginkan bangunan berlantai empat dengan semprotan air. Petugas juga memakai lampu sorot untuk mencari sumber panas yang potensi menimbulkan kebakaran.
Akibat dari semprotan air, sejumlah lantai pusat perbelanjaan banjir dadakan. Rediansyah, petugas memadamkan bangunan mengatakan ia dan rekan-rekannya ketika datang ke lokasi kebakaran langsung mencari titik panas.
"Tidak ada api pas kita datang, tapi hawa panas dan asap kepul tebal menyulitkan kami mencari sumber panas diduga potensi menyebabkan kebakaran," kata Rediansyah. Hingga pukul 20.00, pedagang memiliki barang di Mal ingin masuk ke bangunan pusat perbelanjaan.
Para pedagang ingin merapikan dan menyelamatkan barang untuk menghindari adanya pencurian. Sejumlah petugas pengamanan dalam (Satpam) berjaga-jaga pintu masuk mal. Setiap orang yang masuk diperiksa dan ditanyai, yang berkepentingan saja boleh memasuki gedung pusat perbelanjaan di tengah Pasar Pagi. (m20)

Selasa, 03 Februari 2009

Industri Ekstasi Rumahan Digerebek




* Dijual per butir Rp 50 ribu * Berbahan obat sakit kepala dan malaria
SAMARINDA, TRIBUN - Kejahatan peredaran obat terlarang narkoba nampaknya tak pernah habisnya. Mungkin malah semakin besar. Terlihat pembuat narkoba seperti ekstasi tak hanya dimonopoli produksi di pulau Jawa saja, kini narkoba mulai mudah dibuat di kalangan masyarakat. Satuan Reserse Narkoba Poltabes Samarinda, pukul 18.00, Senin (2/2), menggerebek produksi ekstasi rumahan di Gang H Rasidi RT 34 Jalan Gerliya Samarinda. Polisi menahan Alan Agus Tariman (50) dengan peralatannya pembuat ekstasi. Berdasarkan pengakuan tersangka, pembuatan ekstasi atau pil setan ternyata tidak sulit. Hanya bermodal pre kusor atau bubuk bahan ekstasi dari luar daerah, bahan tersebut tinggal dicampur dengan bahan lainnya. Seperti obat sakit kepala, obat malaria dan larutan alkohol. Campuran bahan kemudian dicetak dalam wadah sebesar pil butiran.
Pengungkapan produksi rumahan ekstasi ini berawal dari penangkapan Eko, seorang pengedar narkoba. Ia tergiur keuntungan besar dari jual beli pil ekstasi. Ia membeli pil ekstasi per butir Rp 50 ribu kepada Alan. Pil tersebut lalu dijualnya pada konsumen penikmatnya Rp 100 ribu.
"Penangkapan Eko lalu kami kembangkan dengan penyelidikan. Tersangka mengaku membeli dari bandar sekaligus pembuat ekstasi di rumahnya tak jauh dari tempat tinggalnya di Gang H Harsidi Jalan gerliya," kata Kapoltabes Samarinda Kombes Pol A Kamil Razak didampingi Kasat Reskoba AKP Nandang Mumin Wijaya.
Kemarin sekitar pukul 14.00, polisi kembali menggeledah rumah tersangka Alan. Petugas memeriksa teliti tiap celah dinding papan kayu. Dengan alat senter anggota Reskoba menyorot terang ke setiap dinding kamar dihuni Alan dan istrinya.
Keluarga tersangka hanya bisa pasrah dan kaget mengetahui sang pencari nafkah berurusan aparat berwajib. Seorang anak Alan bernama erva menangis dengan mengeluarkan air mata. Ia melihat ayahnya dibawa oleh polisi berpakaian sipil. Usai digeledah, polisi membawa batang pohon dan tersangka ke Mapoltabes Samarinda.
Istri tersangka, Arbayah kaget atas penangkapan suaminya. Ia sama sekali tidak mengetahui perbuatan sebenarnya salah dan terlarang ini berakibat dipenjara. Ibu empat anak ini juga tidak berani setiap kali tersangka bekerja membuat pil ekstasi.
"Saya tidak berani mencampuri kerjaannya. Sebagai ibu rumah tangga saya hanya merawat anak, membersihkan rumah dan memasak menyediakan makan. Saya bingung, bagaimana masalah ini dan menghidupi anak saya," kata Arbayah yang bekerja menjadi pembantu rumah tangga.
Sewaktu pengggerebekan pukul 18.00, Arbayah baru pulang kerja dari rumah majikannya di Jalan Danau Toba. Ia heran mengapa banyak orang kumpul di depan rumahnya dan ada keributan kecil. Lalu perempuan berambut kriting ini kaget, suaminya ditahan polisi. Gara-gara membuat pil ekstasi. Kini, ia tidak bisa lagi mengandalkan suaminya yang menghuni di balik jeruji. Arbayah terpaksa ditinggal lagi oleh Alan setelah pernah tersangka dipenjara. (m20)


Belajar dari Penjara

Kapoltabes Samarinda Kombes Pol A Kamil Razak didampingi Kasat Reskoba AKP Nandang Mumin Wijaya mengatakan tersangka Alan, pembuat ekstasi ini sudah lama menyelami bisnis narkoba. Tersangka ternyata residivis dari kasus narkoba jenis sabu-sabu dan mendapat pelajaran membuat ekstasi dari balik juruji, Selasa (3/2)
"Tersangka ini merupakan residivis yang keluar bulan Desember 2008 lalu. Ia ditangkap karena menjual sabu-sabu. Diduga cara pembuatan ekstasi dilakukannya dari pengalaman berbincang di penjara rumah tahanan (rutan)," kata Kamil.
Terungkapnya pengakuan tersangka ini, membuat kepolisian akan melakukan pengembangan penyelidikan. Rencananya polisi juga akan menyelidiki informasi tentang pembuatan ekstasi dari dalam penjara rutan.
Terpisah, Ketua RT 34 Jalan Gerliya Samarinda, Ardiansyah tidak mengira warganya bernama Alan membuat pil ekstasi dan mengedarkannya. Ia mengenal tersangka bekerja di bengkel dan pintar memperbaiki kendaraan.
"Dia ini menyewa rumah di sini sudah dua tahun lalu. Orang sini tahunya dia kerja di bengkel. Dan saya ada dengar-dengar juga dia bekerja menjadi satpam di diskotik. Saya kaget di lingkungan ada narkoba. Selama ini tidak ada yang tahu," kata Ardiansyah yang kaget begitu polisi menggerebek rumah di lingkungannya. Ia diberitahu penggerebekan ketika hendak menunaikan sholat Magrib di Masjid. (m20)


Kronologis Penangkapan

- Polisi menangkap Eko Apriyanto warga RT 31Jalan Gerliya yang membawa 10 butir pil ekstasi
- Tersangka Eko mengaku membeli dari rumah Alan
- Polisi gerebek rumah Alan dan menemukan alat pembuat ekstasi
Tersangka
- Pembuat Ekstasi, Alan Agus Tariman (50)
- Pembeli, Eko Apriyanto (26)
Barang Bukti Diamankan
- 111 Butir Pil Ekstasi
- 150 Butir Pil Double L
- Peralatan pembuatan ekstasi (bubuk bahan dasar ekstasi atau pre kusor, pewarna, larutan alkohol, alat kikir per halus tablet, palu dan cetakan besi dari pipa)
Ekstasi Dibuat Dari
- Epedrin (Pre kusor ekstasi dan sabu-sabu)
- Mixaquin (Obat malaria)
- Oskadon (Obat sakit kepala)
CaraPembuatan Ekstasi

Bubuk bahan dasar ekstasi dipasok dari daerah luar dicampur bahan obat pasaran yakni obat sakit kepala dan malaria. Bahan campuran ini lalu diberikan larutan alkohol dan dicetak dalam wadah berbentuk pil butir kemudian dipadatkan dengan palu. Butiran pil lalu didorong dengan pipa besi dan jadilah pil ekstasi.
Hasil Periksa
Selama Januari 2009 produksi 400 butir pil ekstasi. Dijual per butir Rp 50 ribu
Ancaman Hukuman
Pasal 59, 60, 71 UU No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika Jo asal 81 (2) huruf c, 82 (2) d UU No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan Jo Pasal 3 ayat (1) , 12 ayat (1) Sub a STBL No 419 Tahun 1949.
Hukuman maksimal 15 tahun penjaraa
Sumber: Poltabes Samarinda

Senin, 02 Februari 2009

Judi Dadu Digerebek


SAMARINDA, TRIBUN - Tidak ingin lagi ada kompromi praktek judi di Samarinda. Satuan Reserse Kriminal Poltabes Samarinda kembali menggerebek lokasi digelarnya judi dadu di Gang 6 Jalan Jelawat Samarinda Ilir, sekitar pukul 15.00, Senin (2/1). Enam laki-laki dewasa diamankan, termasuk bandarnya Rachman alias Tongki bersama barang bukti lapak, piringan dan dadu serta uang Rp 130 ribu.
Lokasi berlangsungnya judi dadu pada siang hari berada di antara tebing tinggi 10 meter, hal ini cukup menyulitkan petugas dalam penggerebekan. Dari sekitar 60 orang yang diduga bermain judi, hanya enam orang yang berhasil ditangkap. Mereka tertangkap tangan hendak melarikan diri ke arah jurang dan perbukitan.
Kapoltabes Samarinda Kombes Pol A Kamil Razak didampingi Kasat Reskrim Kompol A Yusep Gunawan mengakui kesulitan dalam penggerebekan judi dadu ini yang sering berpindah tempat. Serta mencari waktu luang saat petugas lengah. "Judi dadu sudah termasuk praktek judi yang dilarang. Pelaku akan kami jerat pasal 303 KUHP dan pemainnya pasal 303 Bis KUHP dengan ancaman hukuman paling lama lima tahun penjara," katanya.
Berdasar catatan kepolisian, bandar judi dadu Tongki sudah beberapa kali terlibat kasus yang sama di Samarinda. Ia diduga mempunyai pimpinannnya bernama Acong. Mereka kerap berganti tempat menggelar permainan judi dadu. Tempat terakhir selain di bukit juga pernah gelar judi di Pasar Ijabah beberapa waktu lalu.
Saat digelendang, Tongki mengaku mendapat untung dari bisnis haram Rp 100 ribu. Pria berambut panjang ini tak cukup dikenal warga sekitar lokasi judi dadu. Ia hanya dikenali oleh langganannnya dari masyarakat biasa yang sekedar bermain judi.
Sejumlah warga sekitar lokasi judi dadu digerebek mengaku tidak mengetahui persis permainan judi yang digelar bandar. Mereka hanya tahu bahwa tempat tersebut untuk mengumpul dan istirahat. Beberapa ibu rumah tangga juga berjualan air dan makanan di tempat yang selalu ramai. (m20)

Sering Berpindah Tempat

Kapoltabes Samarinda Kombes Pol A Kamil Razak didampingi Kasat Reskrim Kompol Yusep Gunawan menegaskan bahwa polisi bertindak tegas dalam menghapuskan praktek perjudian di Samarinda, Senin (2/2).
Membasmi judi, polisi berharap adanya laporan masyarakat. "Informasi dari masyarakat sangat penting untuk melaporkan setiap ada praktek judi. Info selalu kami lakukan penyelidikan. Kami dalam menangkap judi dadu berpegang pada alat bukti dalam mengamankan pelaku bandar judi," kata Yusep.
Selain harus adanya barang bukti adanya praktek judi dadu, polisi juga mendapat tantangan dari modus yang dipakai para penikmat judi ini. Mereka selalu berpindah-pindah tempat dan memilih waktu yang saat petugas lengang.
"Mereka ini juga kompak satu komunitas yang bermain judi dadu maupun praktek judi lainnya. Sehingga kami juga harus sangat hati-hati dalam mengamankan bandar judinya. Mereka biasanya berbaur di kerumunan massa yang sedang berjudi," kata Yusep. (m20)

200 Rumah Ludes di Loa Duri Terbakar


SAMARINDA - Sekitar 250 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal setelah kobaran api melalap sedikitnya 200 rumah di RT 05, RT 06, dan RT 07 Desa Loa Duri, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Senin (2/2) pukul 17.00 Wita
Api merambat cepat bersama terpaan angin kencang hingga dalam sekejap menghanguskan ratusan rumah di pemukiman padat yang umumnya terbuat dari kayu itu.
"Api membesar begitu cepat, hanya dalam hitungan menit sudah menjalar kemana-mana. Semua jadi panik. Saya dan banyak di antara kami tidak sempat selamatkan barang-barang berharga," kata Poniran, seorang buruh bangunan yang rumahnya turut ludes di RT 06 Loa Duri.
Pihak kepolisian hingga tadi malam telah mendata sekitar 200 rumah warga yang ludes terbakar. Kondisi terparah terlihat di kawasan rumah yang terletak di pinggir Sungai Mahakam. Kobaran api dengan cepat menjalar dan melalap rumah demi rumah. Angin yang kencang dan bahan bangunan dari kayu, membuat api berkobar hebat dan menjalar tak terbendung.
Puluhan anggota pemadam kebakaran yang dikerahkan dari Tenggarong, Samarinda, serta sejumlah perusahaan kayu lapis di Loa Janan tidak mampu seketika mengisolasi api.
Sekitar tiga jam kemudian, kobaran mulai padam, setelah hampir semua bangunnan di tiga RT itu rata dengan tanah. Hingga pukul 20.00, beberapa puing masih menyala. Hawa panas masih terasa dari puing-puing rumah yang membara itu.
Sebagian warga korban kebakaran mengungsi ke Masjid Baiturrahman, Loa Duri. Masjid lumayan besar dengan halaman yang cukup luas ini terletak persis di depan lokasi kebakaran. Barang perabotan rumah tangga yang bisa diselamatkan turut juga dibawa. Tapi tak sedikit hanya menyisakan baju di badan. Korban juga ada yang mengungsi di tempat keluarga mereka di RT lainnya Loa Duri. Mereka tak menduga kebakaran sangat besar dan meludeskan seluruh harta benda yang berharga.
"Di sini belum pernah terjadi kebakaran sejak saya mendirikan rumah tahun 1981. Saya memang ada firasat hari ini karena gelisah sepanjang hari, sampai-sampai saya tak masuk kerja. Ternyata terjadi kebakaran ini," kata Eko, salah seorang warga di RT 06 yang rumahnya turut ludes. Eko menambahkan, kebakaran kali ini adalah yang terbesar dalam sejarah di Loa Duri.
Kapolsekta Loa Janan AKP Kelana Jaya yang dikonfirmasi tadi malam menyatakan belum bisa memastikan penyebab musibah kebakaran yang cukup besar ini. Pihaknya masih di lapangan mengumpulkan keterangan dari saksi dan korban kebakaran.
"Kami masih mengumpulkan keterangan dengan penyelidikan. Penyebabnya belum bisa kita simpulkan. Sementara ini api cepat membakar rumah terbuat dari kayu. Pemadam kebakaran juga sudah maksimal datang ke lokasi pukul 18.00 dari Tenggarong, Samarinda Seberang dan perusahaan," kata Kelana.
Menurut sejumlah saksi yang melihat asal api, api berasal dari salah seorang rumah sewaan milik Arbibi. Rumah tersebut dalam keadaan terkunci saat api melalap dapurnya. Warga sekitar yang berjumlah 15 orang mencoba mendobrak untuk memadamkan api. "Kami coba dobrak, tapi pintunya terkunci. Api sudah sangat besar, sulit sekali dikendalikan," kata Poniran yang rumahnya ikut terbakar. (m20)

Minggu, 01 Februari 2009

Listrik Sangat Mendesak



SAMARINDA, TRIBUN - Perumahan Sungai Karang Mumus atau Perum SKM Jalan Damanhuri II masih menanti perhatian dari pemerintah daerah Kota Samarinda. Listrik sebagai kebutuhan paling penting sangat mendesak dipenuhi. Perumahan ini hanya dihuni sekitar 30 kepala keluarga yang tinggal.
Tidak adanya penerangan dari listrik, aktifitas malam hari jadi gelap gulita. Warga yang bertahan di perumahan tersebut terpaksa memakai lampu tembok berbahan bakar minyak tanah. Akibatnya, anak- anak yang sekolah tidak bisa belajar seperti halnya anak umumnya di Samarinda dengan penerangan cukup.
"Selvi tidak bisa belajar malam hari, karena tidak ada listrik. Belajar cuma bisa siang sampai sore hari. Kami berharap ada solusinya dari pemerintah," kata Tamrin, ayahnanda Selvi yang berasal dari lingkungan RT 09 Jalan Abdul Mutolib Samarinda Ilir.
Lain pula, Iwan (46) yang pindah sejak tahun 2007. Ia harus berpisah dengan anaknya karena sulitnya listrik penerangan pada malam hari. Kedua anaknya, Adelia duduk di SMK 20 N dan Hidayat bersekolah SD 003 terpaksa menumpang di rumah keluarganya di Jalan Aminah Syukur.
"Anak saya tidak mau tinggal di perumahan, karena sulit mau mengerjakan tugas rumah dari gurunya. Ya saya tidak mungkin lagi membujuk karena kenyataannya memang susah. Saya saja berubah pekerjaan dari sopir jadi tukang bangunan. Gara-gara terlambat masuk kerja yang jalannya rusak tidak bisa berangkat kerja tepat waktu," kata Iwan.
Thamrin dan Iwan merupakan warga yang mendiami rumah di pinggiran Sungai Karang Mumus. Mereka mendapat relokasi rumah di perumahan disediakan pemerintah kota Samarinda. Mereka juga mendapat ganti rugi bongkaran rumah Rp 7.175.000 per keluarga. Namun sejak dipindah, mereka tidak mendapat fasilitas sambungan air, listrik dan jalan yang baik dari pembangunan perumahan.
"Padahal sewaktu kami di pinggiran sungai masih lumayan. Biar kumuh, masih ada listrik dan air bersih.Tapi semenjak pindah ke perum SKM, kami sepertinya tak bisa berbuat apa-apa. Kami juga pernah berusaha cari solusi dengan patungan membuat jaringan listrik dari perkampungan sini, tapi gagal total. Karena dilarang petugas," kata Iwan.
Pada November 2008 lalu, warga sekitar berjumlah 30 orang mengumpulkan uang Rp 1,8 juta untuk membeli kabel sepanjang 200 meter. Kabel tersebut lalu disambungkan ke perkampungan Solong berada tak jauh dari lokasi. Namun itu tidak diperbolehkan karena bukan jalurnya dan tidak sesuai jalurnya dari petugas listrik.
"Kami pernah mencari sambungan listrikdari perkampungan atas saran dari orang yang kerja di instansi. Itu untuk sementara saja tapi tetap saja dilarang. Kalau saja ada listrik, pasti semua pemilik rumah dari relokasi eks SKM kembali menghuni disini. Tapi kalau belum tidak ada harapan perumahan ini ramai malah bisa hancur karena tidak ada yang mengurus," kata Iwan.
Pantauan Tribun, lokasi rumah sebesar 36 meter persegi tertulis di tiap sudut pintu depan nama pemiliknya. Mereka sengaja memberi nama dengan cat sederhana untuk menandakan ada penghuninya. Terlihat di dalam rumahnya hanya barang perabotan rumah tangga sederhana seperti kompor, mebel dan barang besi bekas. "Setiap rumah ada yang mengisi barang tapi pemiliknya menyewa di pusat kota. Mereka mengaku menyewa Rp 500 ribu per bulan," kata Iwan. (m20)


Warga Kerap Jatuh di Lumpur

Jalan Damanhuri II akses menuju Perumahan Sungai Karang Mumus (Perum SKM) terus mengalami kerusakan hingga banyak kubangan lumpur Akibatnya, banyak pengendara warga eks karang mumus mendiami perumahan mengalami kecelakaan. Mereka kerap jatuh dari sepeda motor masuk ke dalam tanah lumpur.
"Warga sini sudah tidak terhitung jatuh dari motor kalau mau pulang atau pergi ke rumah. Jalannya rusak parah, lumpurnya sangat dalam. Kami untungnya sesekali dibantu alat berat dari perumahan sebelah dengan eksavator membuang lumpur. Tapi tetap saja ada yang jatuh, apalagi malam hari. Pokoknya sedih tinggal disini," kata Tris.
Korban salah satunya, Rani kelas 2 SMA 4 Negeri, anak dari Tris mengalami sakit seminggu lebih akibat kakinya terkilir dan nyeri hingga sulit berjalan. Sakit itu disebabkan jatuh dari sepeda motor yang ditumpanginya melintas jalan Damanhuri II. "Saya jatuh karena sudah tidak kuat menahan motor yang mau jatuh. Jadi saya jatuh dengan kaki terkilir," kata Rani mendampingi ayahnya.
Kerusakan jalan diduga adanya aktifitas dari pengangkut truk pasir yang mengambil material tanah di galian bukit. Beberapa truk kerap melintas di jalan Damanhuri II hingga masuk ke perumahan. Sementara, usaha membuat portal dan memberi tanda larangan untuk melintas saat hujan tidak efektif.
"Truk masih bisa saja jalan kalau hujan. Karena jalan yang basah dan dilewati truk dengan muatan berat bisa merusak jalan. Kami juga tidak berhak melarang," kata Iwan, pekerja buruh yang tinggal di Blok F Perum SKM. (m20)