Kamis, 28 Januari 2010

Mahasiswa Terlibat Saling Dorong dengan Polisi


Tuntut Turunkan SBY-Boediono Turun dari Jabatannya
Sebanyak 50 mahasiswa tergabung Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kaltim dan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), berunjuk rasa di kantor DPRD Kaltim, Kamis (28/1), pukul 11.00.
Mereka meminta para wakil rakyat yang duduk di DPRD untuk menyamakan persepsi dengan mahasiswa, membuat pernyataan sikap bersama bahwa SBY-Boediono telah gagal memimpin negara. "Kami menginginkan sikap bersama menilai pemerintah SBY-Boediono dalam 100 hari kerjanya gagal memimpin negara. Sikap akan dibuat surat pernaytaan bermatrei lalu di fax ke Istana Negara dan DPR," kata Nifki, humas unjuk rasa KAMMI Kaltim.
Aksi unjuk rasa ini sempat terjadi ketegangan antar mahasiswa dan polisi yang mengamankan. Mereka terlibat saling dorong barisan, dimana mahasiswa mendesak untuk masuk ke gedung DPRD Kaltim namun dihalang-halangi polisi.
Sementara itu, memperingati 100 hari kerja pemerintahan SBY-Boediono, 30 mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) 1945, menggelar aksi unjuk rasa di kampusnya Jl Juanda, puku l 1.00.
Mahasiswa berorasi menuntut SBY-Boediono mundur dari jabatannya karena telah gagal memimpin. "Kami mendukung penuh KPK mengusut skandal Bank Century yang menyeret pejabat negara," kata Habil, perwakilan Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Untag.
Pembakaran ban dilakukan tengah jalan raya. Meski, unjuk rasa ini mendapat pengawalan polisi, namun tak ada petugas yang memadamkan api pembakaran ban. Akibatnya, kepulan asap hitam membumbung didekat arus kendaraan yang melintas.
Mahasiswa membentangkan spanduk berisi pernyataan sikap mereka menuntut SBY-Boediono turun. Spanduk itu disediakan kepada masyarakat yang mendukung gerakan mahasiswa bisa membubuhkan tanda tangan.
Aksi unjuk rasa juga terjadi di kantor Gubernur Kaltim. Kali ini peserta unjuk rasa berasal dari Geram merupakan aliansi organisasi BEM STAIN, LMND, GMNI dan PMII. Aksi ini, mengakibatkan pengalihan arus kendaraan lalu lintas. (min)

Rabu, 27 Januari 2010

Mahasiswa Bakar Gambar SBY-Boediono dan Sri Mulyani


Tampilkan Mayat Pocong Menkeu dan Mantan Gubernur BI
Mahasiswa yang berunjuk rasa di simpang empat Mal Lembuswana, Rabu (27/1), pukul 16.00, membakar gambar Presiden RI dan Wakilnya, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono serta Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pembakaran berlangsung di simpang empat Mal Lembuswana, saat mahasiswa berorasi.
Unjuk rasa ini digelar Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kaltim. Mereka menilai pemerintah telah gagal wujudkan supermasi hukum dalam 100 hari kerjanya yang jatuh pada tanggal 28 Januari 2010.
 "KAMMI menilai bahwa perjalanan pemerintahan SBY dalam 100 hari kerja, gagal total mwujudkan supermasi hukum. Terungkap banyak pelanggaran dilakukan pimpinan negara dalam kebijakannya kucuran dana 6,7 Teriliun kepada Bank Century. Kasus ini pun berlarut-larut di pansus century DPR sebagai ajang pertarungan politik," kata Johandri, Humas Aksi KAMMI Kaltim sore itu.
Selain aksi pembakaran gambar Presiden RI dan Wakilnya, mahasiswa juga menampilkan peragaan mayat pocong dua tokoh kunci kebijakan kucuran dana ke Bank Century, Sri Mulyani dan Boediono. Kedua tokoh itu yang terpercaya ahli dibidangnya telah salah mengambil kebijakan. Meski begitu, menurut Johandri, Sri Mulyani dan Boediono sulit dijerat dengan hukum karena ujungnya dianggap pelanggaran administratif.
"Kami menampilkan mayat pocong Sri Mulyani dan Boediono sebagai tanda mereka akan mendapat balasannnya saat di dunia akhirat kuburan. Meski di dunia, mereka bisa lolos dari hukuman, namun di dunia lain, mereka akan mendapat siksa sesuai perbuatannya," katanya.
Unjuk rasa KAMMI Kaltim ini diikuti sekitar 30 mahasiswa, mendapat pengawasan dari anggota polisi Intelkam Poltabes Samarinda. Hingga selesai unjuk rasa berjalan lancar dan tertib. Meski aksi berlangsung di tengah jalan raya, tak mengganggu kelancaran lalu lintas di jalan raya.
Sebelumnya, pada hari yang sama, unjuk rasa dilakukan Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK)mengangkat isu yang sama tentang skandal Century. Aksi ini di gelar rencananya mulai pukul 12.00 di Masjid Al Maruf dan Simpang Empat Mall Lembuswana.
Peserta unjuk rasa juga berasal dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Samarinda ini, mengajak masyarakat untuk mendukung pola tatanegara Islam. Karena tatanegara Indonesia saat ini yang mementingkan Kapitalisme, sangat merugikan. Salah satunya, kasus skandal Century. "Parahnya, aliran dana diberikan ke bank tersebut sangat kabur dan ditenggarai terjadi pembelokan aliran untuk kepentingan politik," kata Hamsan, koordinator aksi BKLDK Samarinda.

Minggu, 24 Januari 2010

Tongkang Angkut Enam Buldozer Tabrak Jembatan Mahakam


Terjadi Goncangan Seperti Gempa
Jembatan Mahakam, yang menjadi langganan tabrakan tongkang kapal, kembali mengalami tabrakan lagi. Kali ini dari ponton tongkang RMN 352 membawa 6 alat berat buldozer yang ditarik tug boat KSA Kumala, Sabtu (23/1), sekitar pukul 14.00. Akibatnya, pagar besi pengaman dari salah satu jembatan berada di tengah sungai, bengkok.
Tongkang yang menabrak jembatan, cukup keras. Hingga menimbulkan kepanikan para pengendara. Mereka terpaksa berhenti sesaat diatas jembatan karena alami goncangan dua kali layaknya gempa. Bahkan salah satu pengendara roda dua sempat terjatuh mengenai badan jalan.
Usai tabrakan, tongkang berukuran besar menabrak jembatan ini, menyangkut di sisi pengaman pilar jembatan. Untuk meloloskan dari jembatan, tongkang harus dievakuasi dengan bantuan dua tug boat lagi dengan pengawasan polisi dan petugas Adpel Samarinda. "Kami berkoordinasi Adpel Samarinda melakukan evakuasi dengan bantuan dua tug boat. Tongkang akhirnya berhasil dievakuasi," kata Kepala Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan Samarinda AKP Eko Budiarto, usai evakuasi di sungai Mahakam.
Pantauan Tribun, tug boat berada di belakang tongkang yang menabrak jembatan menarik dengan tali agar posisi tongkang lurus kembali. Tongkang kemudian bergerak karena didorong arus sungai kebetulan sedang deras. Memanfaatkan celah dari pilar jembatan dan arus sungai, tongkang bergerak lolos dari pilar-pilar jembatan.
Polisi yang menyelidiki kecelakaan ini segera mengamankan nakhoda beserta tug boat dan tongkang memuat alat berat ke Pelabuhan Samarinda. "Tug boat bersama tongkang yang memuat enam buldozer kita amankan dulu. Nakhodanya masih kami mintai keterangan untuk mengetahui penyebab kejadian ini," jelas Eko.
Dugaan sementara, terjadinya tabrakan tongkang di sisi pagar pengaman pilar jembatan mahakam akibat derasnya arus sungai Mahakam. Tongkang yang ditarik tug boat sulit dikendalikan karena posisi yang sudah miring tak bisa lolos dari celah pilar jembatan hingga menghantam pengaman pilar jembatan. (min)


Tiga Kali Berturut-turut Ditabrak
Arus sungai Mahakam yang deras beberapa hari terakhir ini, bagi kapal yang berlayar, harus berhati-hati melewati Jembatan Mahakam berdiri sejak tahun 1980 an ini yang kondisinya memperihatinkan. Menurut salah satu pekerja kapal di sekitar lokasi kejadian Jembatan Mahakam, Sulaiman (60), mengatakan terhitung sudah tiga kali kecelakaan menyerempet pilar jembatan setiap hari berturut-turut.
"Ada tiga kali pak kejadian ini berturut-turut setiap hari mulai Kamis (21/1), lalu. Pertama, tongkang hanya menyerempet pagar pilar pengaman jembatan. Kedua, tongkang larut akibat talinya putus mengenai besi pengaman pilar jembatan hingga bengkok, namun bisa lolos. Nah, yang ketiga ini ibarat sepakbola titik 12 pas, tongkangnya tertahan setelah menabrak," kata Sulaiman.
Sebelumnya, diketahui bersama, kondisi Jembatan Mahakam yang mengalami keretakan telah dilaporkan Pemprov Kaltim ke Menteri PU. Kondisi jembatan yang retak, dikhawatirkan, rawan ambruk mengingat beban berat kendaraan yang melintas terus bertambah. Pemprov Kaltim masih terus melakukan pemeliharaan jembatan agar keretakan tidak terus terjadi. (min)

Selasa, 19 Januari 2010

2112 Kasus Tertunggak

Kapoltabes Berjanji Tuntaskan Minimal 20 Persen dari Jumlah Kasus Belum Terungkap

Tunggakan kasus yang belum selesai di Poltabes Samarinda selama tahun 2009, mencapai 2.112 kasus. Jumlah itu dari total kasus kriminal yang dilaporkan kejadian 3.311 kasus. Sisanya 1.208 kasus telah berhasil diselesaikan oleh polisi. 
Dari seluruh kasus kriminal yang dilaporkan terjadi di kota Samarinda, kasus pencurian dengan pemberatan (Curat) masih tertinggi. Curat diantaranya pencurian rumah kosong, pembobolan pecahkan kaca mobil mencuri uang, mencapai 633 kasus. Menyusul kasus yang menonjol pencurian dengan kekerasan atau perampokan berjumlah 74 kasus dilaporkan. Lalu pencurian biasa sebesar 260 kasus dan pencurian kendaraan bermotor mencapai 316 kasus.
Kasus yang sampai saat ini belum terungkap adalah perampokan BRI Cabang Lempake yang menyekap empat karyawan dan membawa lari uang Rp 513 juta, pada 19 Februari 2009 silam. Polisi belum berhasil menangkap pelakunya.
Kapoltabes Samarinda AKBP Arkan Hamzah mengungkapkan kasus perampokan BRI yang terjadi sebelum kepemimpinanya itu, polisi sedang intensif mengejar pelakunya. Identitas para pelakunya pun sudah dikantongi.
"Identitasnya pelakunya sudah kami kantongi. Kami sedang intensif menyelidiki kasus ini. Mudahan tahun 2010, terungkap," kata Arkan yang juga didampingi Kabag Ops Poltabes Samarinda Kompol A Yusep Gunawan menjawab pertanyaan wartawan.
Selain harus mengungkap kasus perampokan BRI Cabang Lempake, Poltabes Samarinda harus menyelesaikan kasus yang tertunggak. Minimal jumlah kasus yang harus diselesaikan jumlahnya sebesar 20 persen dari jumlah kasus yang tertunggak 2112 kasus. "Kami akan menyelesaikan kasus tunggakan minimal 20 persen dari jumlah kasus yang tertunggak," kata Arkan.
Adapun untuk melaksanakan 12 kebijakan Kapolri, Poltabes Samarinda berhasil menyelesaikan kasus yang menjadi prhatian. Jumlah kasus itu diantaranya  ilegal logging 29 kasus, ilegal minning 1 kasus, ilegal oil 14 kasus, narkoba 251 kasus, korupsi 2 kasus dan perjudian 69 kasus.
Sementara itu, kegiatan pengamanan Poltabes Samarinda selama tahun 2009, cukup banyak. Diantaranya pengamanan Pemilihan Gubernur Kaltim dan Wakil Gubernur putaran kedua serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI. Pengamanan Hari Koperasi Nasional, Pesparawi, Liga Divisi Utama dan Liga Super Indonesia 2009. (min)

Jumlah Kasus Kriminal di kota Samarinda
Total Kasus Kriminal                       : 3.311 kasus
Kasus Kriminal yang diselesaikan     : 1.208 kasus
Tunggakan kasus                             : 2.112 kasus
Kasus Kriminal yang Menonjol Tahun 2009
Pencurian dengan pemberatan         : 633 kasus
Pencurian disertai kekerasan           :   74 kasus
Pencurian Biasa                              : 260 kasus
Pencurian Kendaraan Bermotor      : 316 kasus
Sumber : Poltabes Samarinda

Setahun 65 Orang Tewas Akibat Kecelakaan

Sebagian Besar Pengendara Roda Dua

Sebanyak 65 orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas di kota Samarinda selama tahun 2009. Jumlah itu menurun dibanding tahun 2008 yang tewas akibat kecelakaan mencapai 96 orang. Korban tewas didominasi pengendara roda dua.
Selain korban tewas, selama tahun 2009 tercatat pula, untuk korban luka berat mencapai 155 orang dan luka ringan 188 orang serta kerugian materil Rp 445 juta lebih. Kasus pelanggaran lalu lintas yang ditangani polisi mencapai 9636 kasus.
Kanit Laka Lantas Poltabes Samarinda AKP Bergas Hartoko mengatakan kecelakaan
menyebabkan meninggal dunia dikarenakan terjadinya pelanggaran lalu lintas oleh para pengendara yang tidak disiplin selain faktor lainnya seperti kondisi lingkungan keadaan jalan raya dan jenis kendaraan.
"Kesadaran masyarakat yang paling penting untuk menghindari kejadian kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi di jalan menuju luar kota yang sering lemah pengawasan menyebabkan pengendara bebas melanggar tata tertib lalu lintas," kata Bergas.
Hasil evaluasi Satlantas Poltabes Samarinda menunjukan titik rawan kecelakaan yaitu di Jalur menuju Samarinda-Bontang, Jl Cipto Mangunkusumo dan jalan raya kawasan Palaran. Sedangkan untuk dalam kota, jl KH Wahid Hasyim, yang paling terjadi kecelakaan. 
Untuk antispasi lebih banyak lagi kecelakaan di jalan tersebut, polisi terus berkoordinasi dengan Dishub dan PU untuk mendukung ketertiban lalu lintas seperti memperbaiki jalan dan memasang rambu-rambu. Selain itu, Satlantas terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya menaati ketertiban lalu lintas dan melengkapi alat keselamatan.
"Paling penting sekarang adalah kesadaran masyarakat berlalu lintas untuk keselamatan. Sehingga, polisi terus melakukan tindakan preventif dengan penyuluhan sosialisasi safety reading. Hal ini terbukti bisa menghindari terjadinya kecelakaan lebih banyak," katanya.
Selain sosialisasi, penempatan personil polisi lalu lintas masih diperlukan di jalan raya. Hadirnya polisi bisa mempengaruhi bagi pengendara untuk tertib berlalu lintas di tengah pengendara lainnya. Sehingga kecelakaan akibat pelanggaran lalu lintas mampu dikurangi. (min)

Data Kecelakaan
Kecelakaan Lalu Lintas    : 252 Kasus
Korban Meninggal Dunia     : 65 Orang
Korban Luka Berat         : 155 Orang
Korban Luka Ringan        : 188 Orang
Kerugian Materil         : Rp 445.200.000
Pelanggan Lalu Lintas     : 9.636 Kasus

Terdepan di Bidang Tropika Basah


 --Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman--
Dearah Kaltim sepanjang tahun mempunyai iklim cuaca hujan sepanjang tahun. Potensi inilah yang sedang dikembangkan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman yang memilih Pola Ilmiah Pokoknya adalah tropika basah.
"Kami menawarkan pendidikan tinggi dengan pemanfaatan pengelolaan pertanian dalam iklim tropika basah. Kalau seseorang ingin belajar tropika basah di Fakultas Pertanian inilah tempatnya. Berbeda dengan tempat lainnya seperti Jawa yang memiliki iklim kemarau dan hujan yang tentunya cara pertanianya sedikit berbeda," kata Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian Unmul.
Saat ini, mewujudkan pendidikan tinggi, Fakultas Pertanian Unmul terdepan di bidangnya menghadapi tantangan dengan cukup banyaknya berdiri lembaga serupa. Hal ini karena izin membuka pendidikan tinggi sekarang cukup mudah. Maraknya dibuka lembaga pendidikan serupa di daerah-daerah, mempengaruhi jumlah mahasiswa yang mendaftar di Fakultas Pertanian Unmul yang telah berdiri pertama kali 1962.
Jumlah mahasiswa saat ini, mencapai 898 mahasiswa telah meningkat pendaftar tiap tahunnya pada tahun 2009 mencapai 250 mahasiswa. Yang sebelumnya pada tahun 2004, 2005 dan 2006, jumlah mahasiswa mendaftar menyusut dibawah 200 orang.
"Untuk meningkatkan kembali minat mahasiswa mendaftar, kami melakukan sosialisasi masyarakat bahwa pertanian sangat penting untuk menjadi mata pencarian. Dengan motto kami bahwa pertanian menjamin masa depan," kata Dr Krishna.
Lebih jauh, manajemen akademik terus memperbaiki diri dengan perkembangan yang ada seperti perampingan hanya ada 2 Program Studi yakni Agrotekhnologi dan Agribisnis. "Kami rencananya kembali melakukan akreditasi ulang pada pertengahan tahun 2010 untuk penilaiannya," katanya.
Selain mempelajari pertanian tropika basah, mahasiswa juga mendapat tambahan mata kuliah kewirausahaan. Mahasiswa dapat mengembangkan potensi pertanian melalui usaha mandiri. "Harapan kami, mahasiswa juga memanfaatkan usaha tani yang bisa dikelola," katanya.
Selain teori mata kuliah pertanianan yang didapatkan, mahasiswa juga diwajibkan mengikuti praktikum. Porsi praktikum 20 sampai 30 persen dari beberapa mata kuliah pertanian. Mahasiswa juga diberikan tugas tambahan berupa membuat makalah untuk perluasan wawasan. (min)

Dosen dan Mahasiswa Saling Diskusi


Saat ini, Fakultas Pertanian mengembangkan pendekatan belajar melalui Student Center Learning (SCL). Metode ini sudah diterapkan oleh pengajar dosen dengan mengajak mahasiswa lebih banyak diskusi. Dosen tak hanya memberika teori bahan kuliah namun juga melemparkan isu aktual yang dibahas bersama.
Misalnya saja pencanangan kebijakan pemerintahan untuk swasembada beras, maka mahasiswa harus jeli melihatnya apakah program itu bisa terealisasi atau tidak. "Jadi mahasiswa, tidak datang, duduk dan dengar kemudian pulang saat kuliah," kata Dekan Fakultas Pertanian Unmul, Ir H Gusti Hafiziansyah, M. Si.
Program ini SCL ini sejak tahun 2008. Dosen cukup menyiapkan hand out persentasi dan mahasiswa menyimak tanpa perlu mencatat. Disitu dosen melemparkan sebuah persoalan yang akan dibahas bersama untuk mencari solusinya.
"Kami berusaha mahasiswa tidak pasif. Alhamdulillah, dengan cara ini, mahasiswa lebih terampil dalam memberikan penjelasan saat seminar maupun ujian persentasi," katanya. (min)