Sabtu, 13 Maret 2010

--Perjalanan Gubernur ke Wilayah Utara Kaltim-


Siswa SD Punya IQ Rendah Karena Makan Ubi

Namanya Narsiah. Duduk di kelas 3 di SD 008 Tina 41 di Desa Kecamatan Sebuku Nunukan. Cita-citanya menjadi guru. Ia merasa, pelajaran paling sulit bahasa Indonesia namun dirinya sangat bahagia bisa sekolah.
Narsiah bersama 107 siswa begitu istemewa mempersiapkan kedatangan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak ke desanya, Jumat (5/3), pukul 17.00. Bersama teman-temanya, para siswa berseragam merah putih, dengan semangat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu nasional lainnya.
Namun dibalik usaha Narsiah untuk menuntut ilmu, menemui kendala. Beberapa siswa masih sulit menerima pelajaran karena memiliki IQ rendah. Menurut guru yang mengajarnya, hal itu dikarenakan asupan gizi yang kurang dari pola makan masyarakatnya yang masih mengandalakan sari ubi-ubian.
"Setiap harinya, anak-anak disini masih makan enoi (sari ubi, red). Namun dengan masuknya perusahaan sawit disini. Mereka perlahan mengikuti makan nasi. Kami pelan-pelan mengajak untuk makan makanan bergizi lewat program Posyandu," kata Monika (40), yang datang ke Kalimantan, melalui program transmigrasi dari NTT.
Untuk menambah menu makanan bergizi seperti lauk pauk daging, di desa ditempati Monika dan siswa didiknya, Narsiah, masih minim. Bantuan sapi dari pemerintah setempat juga belum dirasakan. "Ada bantuan tapi, tak merata di seluruh desa. Kalau untuk tanaman sayur yang ditanam, mereka masih belajara dengan orang luar," kata Monika.
Selama perjalanan di Simanggaris, cukup banyak terdapat desa dan kampung. Rombongan Gubernur acap kali dihadang warga untuk sekedar singgah bersalaman dengan tokoh masyarakat setempat. Para siswa di sekolah desa tersebut juga ingin turut menyaksikan Gubernur dari jarak dekat. Terdapat berbagai keluhan masyarakat disampaikan kepada Gubernur. Hal itu menjadi catatan penting untuk Pemprov Kaltim membangun wilayah perbatasan RI Malaysia.
Usai, dari Simanggaris, rombongan Gubernur di perbatasan RI Malaysia, menginap semalam di areal perkantoran perkebunan sawit PT Nunukan Jaya Lestari (NJL). Uniknya, para rombongan staf dan wartawan menginap di tenda milik prajurit TNI. Untuk urusan mandi dan buang air besar, dibuatkan kamar kecil, sederhana dari triplek kayu.
Dalam kesempatan lain, Gubernur mengungkapkan tujuan mendatangi areal perkebunan di PT NJL yakni untuk mengetahui kondisi masalah di lapangan para pelaku perkebunan. Sebab, izin memperluas areal kebun sawit masih alami kendala. PT NJL sendiri memiliki Hak Guna Usaha (HGU) 20 ribu hektar, namun yang baru tergarap sekitar 6 ribu hektar.
Perjalanan, dari Simanggaris di PT NJL dan Suradong berlanjut ke Nunukan dan Tarakan. Gubernur sebelum berangkat kembali ke Balikpapan, mengunjungi SMK Negeri 2 Tarakan. Di sekolah tersebut, menyaksikan kehebatan para siswanya merakit laptop, sepeda motor dan keahlian lainnya.
Gubernur sempat memberi saran kepada Pemkot Tarakan untuk menggunakan produk dari siswa SMK, seperti sepeda motor. "Saya sarankan, para pegawai negeri sipil memakai sepeda motor rakitan dari siswa SMK dengan keringanan pembayaran," kata Awang kepada pejabat Pemkot Tarakan. (min)

--Perjalanan Gubernur ke Wilayah Utara Kaltim (2)--

Wartawan Menginap di Bulungan Indah

Malam harinya, Perjalanan berlanjut, ke Bulungan, Tanjung Selor. Tiba pukul 20.00, rombongan wartawan berjumlah sekitar 17 orang terlantar. Hotel yang dipesan pihak Protokol Pemprov Kaltim untuk penginapan para wartawan, mengaku telah diisi para sopir pejabat.
Para wartawan akhirnya keliling kota Bulungan mencari penginapan yang saat itu sudah terisi penuh. Hingga, salah satu wartawan mendapat informasi bahwa penginapan Bulungan Indah masih terdapat tiga kamar. Setiap satu kamar diisi empat orang. Kemudian, sisanya beberapa wartawan menginap di rumah warga dan penginapan lainnya.  Rombongan berlanjut ke Desa Panca Agung, Tanjung Selor.
Disitu, Gubernur berdialog dengan petani dari transmigran pulau Jawa. Mereka menginginkan adanya irigasi percetakan sawah. Desa Panca Agung kini juga mengembangkan peternakan sapi dan manfaat bio gas sebagai sumber alternatif energi.
Esoknya, Kamis (5/3) lalu, dalam kunjungan kerjanya, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mendatangi langsung ke lokasi dibangunnya Jembatan Sungai Gita di Kecamatan Sebuku Nunukan. Jembatan itu begitu penting, karena dimungkinkan terbukanya jalan menuju Kecamatan Krayan yang berbatasan ke Malaysia. Dengan terbangun jalan dan jembatan Sungai Gita ke desa Paking maka membuka lagi jalan ke desa lainnya yaitu Long Bawan hingga Long Pasia di kecamatan Krayan.
Saat memantau jembatan, timbul sekelumit perbincangan kendala ditemui dilapangan pembangunan jalan. Diceritakan, awalnya, pemerintah membangun jalan dari desa Mensalong berdekatan dengan Malinau menuju ke Krayan. Namun rencana itu gagal karena daerahnya bergunung. Rencana dialihkan ke jalan telah terbangun pemerintah daerah kabupaten yakni Binuang ke Long Bawan yang kemudian dilanjutkan ke Long Midang berbatasan Malaysia.
Pembangunan jalan ke Long Midang, dinilai sia-sia karena tidak terhubung dengan jalan dari Malaysia. Parahnya, kesalahan pemerintah membuat jalan ke Suradong, perbatasan Malaysia karena negeri jiran tersebut tak setuju adanya akses keluar masuk ke desa Suradong di Malaysia. Hal itu dikhawatirkan banyaknya warga Indonesia seenaknya masuk ke Malaysia seperti terjadi saat ini di Pulau Sebatik.
Pemerintah disarankan, seharusnya kembali membangun jalan ke Long Pasia yang telah dituangkan dalam perjanjian RI dan Malaysia tahun 1965. Hal itu diamini oleh Danrem 091/ASN Kolonel Infanteri Musa Bangun yang mengetahui medan pengamanan wilayah perbatasan RI Malaysia.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengetahui ini, menekankan perlunya perencanaan yang disusun bersama instansi terkait tak terkecuali aspirasi dari masyarakat pengguna jalan. "Buat perencanan menyeluruh, undang semua terkait, Kubar diikutkan. Kita putuskan perencanaannya, baru kita cari uangnya," katanya. Ditengah perencanaan yang ingin disusun, Gubernur menekan target tahun 2010, jalan menuju Paking selesai. "Fokuskan dulu ke Paking, jangan seperti jembatan Abu Nawas," kata Awang sambil berseloroh.
Jembatan Abu Nawas dapat diartikan jembatan  itu tidak terpakai nantinya oleh masyarakat karena tidak sesuai keinginan dan kebutuhan. Bisa juga dimungkinkan, jembatan Abu Nawas merupakan jembatan tiba-tiba ada yang tak diketahui oleh jajaran pemerintah karena proyek kucuran langsung dari pemerintah pusat atau hibah luar negeri.
Jembatan Gita tidak ingin menjadi seperti jembatan Abu Nawas karena biaya cukup mahal. Jembatan menelan biaya Rp 1,5 Miliar untuk fondasi bawah lalu Rp 1,8 Miliar untuk lantai dan kontruksi lainnya bernasib beda dengan bangunan mangkrak gerbang selama jalan di Suradong yang sepi karena ditutup tanah jalan menuju desa Suradong di Malaysia. . Kemudian box culvert sebagai fondasi dari jembatan ke jalan kini dikerjakan menelan Rp 400 juta sudah teralokasi. Jembatan Paking berjarak 21 Kilometer dari Malinau. Dimana terdapat Sungai Gita merupakan objek wisata hari libur masyarakat Malinau mengunjungi air terjun dan material batu untuk bahan bangunan.
Pemprov Kaltim sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat RI memikul beban tugas yang sangat besar. Masyarakat pedalaman Kaltim berharap semua bisa tersentuh pembangunan yang menghubungkan desa mereka ke daerah luar.  hingga tak ada lagi Melalui APBN yang dikucurkan untuk pembangunan daerah, harus terealisasi dirasakan masyarakat. (min)

--Perjalanan Gubernur ke Wilayah Utara Kaltim (1)--

Singgah Makan Mie Instant Saat Menuju Muara Wahau

Kunjungan kerja Gubernur Kaltim ke wilayah utara perbatasan Kaltim melalui jalan darat, 1-7 Maret 2010 lalu, seharusnya tercatat Museum Rekor Indonesia. Karena jumlah kunjungan 400 orang, menggunakan iringan mobil 140 unit dan menempuh perjalanan 1100 Kilometer melewati 8 Kabupaten Kota yang melebihi kondisi di Pulau Jawa. Bupati Malinau Martin Billa malah lebih berani menyatakan kunjungan ini terbesar di Indonesia. Berikut petik perjalanannya.

Perjalanan kunjungan kerja Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak beserta rombongan seluruh jajarannya, ke wilayah utara Kaltim, bermula dari Samarinda menuju Bontang. Ditengah perjalanan, rombongan singgah di Desa Sebuntal Marangkayu Kukar. Di desa yang bersebelahan dengan terminal pengolahan eksplorasi minyak, Chevron, Gubernur menyerahkan bantuan 2 unit sepeda motor untuk inisiator penyuluhan peternakan sapi. Gubernur juga sempat berdialog dengan masyarakat setempat mengeluhkan perhatian perusahaan luar tersebut.
Rombongan lalu berlanjut ke kota Bontang, tepatnya rombongan singgah di Balai Latihan Kerja (BLK) yang berdampingan dengan Lembaga Pemasyarakatan (LP). Kedua bangunan baru dibangun itu masih berada berdekatan kantor Walikota Bontang yang juga belum ditempati, di Bontang Lestari, Sekambing. Gubernur selama di kota gas disambut hangat Walikota Bontang Andi Sofyan Hasdam.
Turut dalam rombongan Gubernur adalah Danrem ASN/091 Kolonel Infanteri Musa Bangun, Direktur Bankaltim Aminuddin, Anggota DPD RI Luther Kombong dan Anggota DPRD Kaltim Puji Astuti. Rombongan juga diikuti para kepala SKPD Pemprov Kaltim yakni Kepala Disdik Kaltim, Muhsyarim, Kepala Diskominfo Jauhar Effendi, Kepala Dinas Peternakan, Ibrahim dan Disperindagkop Yadi Sabianoor.
Kesempatan yang sangat jarang dikunjungi Gubernur, Walikota Bontang mengharapkan Pemprov Kaltim mendorong pihak BUMN berada di Bontang seperti Pupuk Kaltim dan PT Badak, menjual kelebihan listrik kedua perusahaan itu kepada PLN setempat. Penjualan listrik ini semata-mata untuk mengatasi kesulitan listrik dihadapi masyarakat Bontang. Selain itu, Pemkot Bontang mengungkapkan keinginan wilayah Sidrap dilepas dari Kutai Timur. Karena, selama ini warga Sidrap setiap kali memerlukan pelayanan publik selalu ke Bontang. Menanggapi itu, Gubernur Kaltim meminta Pemkot Bontang lebih arif untuk penyelesaian masalah tata ruang. "Saya setuju, wilayah Sidrap masuk Bontang. Namun untuk permintaan lahan hutan lindung,  sebaiknya dipikirkan lagi, karena akan percuma hutan lindung tidak bisa digunakan untuk pembangunan. Penilaian saya lebih baik Bontang Lestari, Sekambing untuk dikembangkan dimana lahan hutan lindung disana bisa dikonversi untuk itu," kata Awang.
Perjalanan kemudian berlanjut sore harinya ke Sangatta Kutai Timur dengan menyempatkan mendatangi Rumah Sakit dan Stadion Sepakbola di Bukit Pelangi. Malam harinya, Gubernur melakukan rapat kerja dengan Bupati Kutim Israan Noor. Esok harinya, hari kedua kunker Gubernur, Selasa (2/3), perjalanan berlanjut ke Muara Wahau, ke 2 perusahaan sawit grup Astra dan Sinar Mas.
Di tengah perjalanan yang rusak parah, Gubernur sempat turun mobil LC Toyota, dua kali. Pertama, di jalan antar Sangatta Simpang Perdau memantau titik longsoran. Kedua, di jalan pertengahan menuju Muara Wahau, tepatnya salah satu warung kelontongan. Awang mencoba  untuk rileks otot tubuh dan menyantap mie instant. Maklum, selama perjalanan di bekas Kabupaten dipimpinya, mobil iringan rombongan perlahan melewati setiap lubang jalan aspal.
Di Muara Wahau, rombongan Gubernur mendatangi kedua grup perusahaan sawit, cukup menyita waktu dan tenaga. Perjalanan selanjutnya ke Tanjung Redeb, mulai bergerak, pukul 18.00 meninggalkan Kutai Timur. Hingga pukul 22.00, rombongan singgah di Kecamatan Kelai Tanjung Redeb. Rombongan menyantap makan malam. Momen makan malam itu, Gubernur bertekad akan menghitamkan lintas Kalimantan. Perjalanan lalu berlanjut dan tiba di ibukota Kabupaten Tanjung Redeb, Berau, pukul 01.00.
Gubernur Kaltim selama di Berau, meresmikan peletakan pertama pembangunan perluasan Bandara Kalimarau, meresmikan pasar Sanggam Adji Dilayas Jl H.M Ayoeb Kilometer Lima yang merupakan pasar modern terbesar di Kalimantan danmelakukan  peletakan batu pertama pembangunan boiler baru di PLTU Lati berkapasitas 40 Ton/jam.
PLTU Lati saat ini dipasok batubara dari Berau Coal 70 ribu ton per tahun. Dimana, PLTU cukup hanya membayar batubara seharga royalti kepada pemerintah yang lebih rendah daripada harga batubara untuk komersial. PLTU Lati menghasilkan listrik 3,6 MW. Beban listrik di Tanjung Redeb, saat ini mencapai 11 MW. PLTU Lati dibangun atas kerjasama PLN Wilayah Kaltim dan PT Indo Pusaka Berau. (min)