Sabtu, 13 Maret 2010

--Perjalanan Gubernur ke Wilayah Utara Kaltim (1)--

Singgah Makan Mie Instant Saat Menuju Muara Wahau

Kunjungan kerja Gubernur Kaltim ke wilayah utara perbatasan Kaltim melalui jalan darat, 1-7 Maret 2010 lalu, seharusnya tercatat Museum Rekor Indonesia. Karena jumlah kunjungan 400 orang, menggunakan iringan mobil 140 unit dan menempuh perjalanan 1100 Kilometer melewati 8 Kabupaten Kota yang melebihi kondisi di Pulau Jawa. Bupati Malinau Martin Billa malah lebih berani menyatakan kunjungan ini terbesar di Indonesia. Berikut petik perjalanannya.

Perjalanan kunjungan kerja Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak beserta rombongan seluruh jajarannya, ke wilayah utara Kaltim, bermula dari Samarinda menuju Bontang. Ditengah perjalanan, rombongan singgah di Desa Sebuntal Marangkayu Kukar. Di desa yang bersebelahan dengan terminal pengolahan eksplorasi minyak, Chevron, Gubernur menyerahkan bantuan 2 unit sepeda motor untuk inisiator penyuluhan peternakan sapi. Gubernur juga sempat berdialog dengan masyarakat setempat mengeluhkan perhatian perusahaan luar tersebut.
Rombongan lalu berlanjut ke kota Bontang, tepatnya rombongan singgah di Balai Latihan Kerja (BLK) yang berdampingan dengan Lembaga Pemasyarakatan (LP). Kedua bangunan baru dibangun itu masih berada berdekatan kantor Walikota Bontang yang juga belum ditempati, di Bontang Lestari, Sekambing. Gubernur selama di kota gas disambut hangat Walikota Bontang Andi Sofyan Hasdam.
Turut dalam rombongan Gubernur adalah Danrem ASN/091 Kolonel Infanteri Musa Bangun, Direktur Bankaltim Aminuddin, Anggota DPD RI Luther Kombong dan Anggota DPRD Kaltim Puji Astuti. Rombongan juga diikuti para kepala SKPD Pemprov Kaltim yakni Kepala Disdik Kaltim, Muhsyarim, Kepala Diskominfo Jauhar Effendi, Kepala Dinas Peternakan, Ibrahim dan Disperindagkop Yadi Sabianoor.
Kesempatan yang sangat jarang dikunjungi Gubernur, Walikota Bontang mengharapkan Pemprov Kaltim mendorong pihak BUMN berada di Bontang seperti Pupuk Kaltim dan PT Badak, menjual kelebihan listrik kedua perusahaan itu kepada PLN setempat. Penjualan listrik ini semata-mata untuk mengatasi kesulitan listrik dihadapi masyarakat Bontang. Selain itu, Pemkot Bontang mengungkapkan keinginan wilayah Sidrap dilepas dari Kutai Timur. Karena, selama ini warga Sidrap setiap kali memerlukan pelayanan publik selalu ke Bontang. Menanggapi itu, Gubernur Kaltim meminta Pemkot Bontang lebih arif untuk penyelesaian masalah tata ruang. "Saya setuju, wilayah Sidrap masuk Bontang. Namun untuk permintaan lahan hutan lindung,  sebaiknya dipikirkan lagi, karena akan percuma hutan lindung tidak bisa digunakan untuk pembangunan. Penilaian saya lebih baik Bontang Lestari, Sekambing untuk dikembangkan dimana lahan hutan lindung disana bisa dikonversi untuk itu," kata Awang.
Perjalanan kemudian berlanjut sore harinya ke Sangatta Kutai Timur dengan menyempatkan mendatangi Rumah Sakit dan Stadion Sepakbola di Bukit Pelangi. Malam harinya, Gubernur melakukan rapat kerja dengan Bupati Kutim Israan Noor. Esok harinya, hari kedua kunker Gubernur, Selasa (2/3), perjalanan berlanjut ke Muara Wahau, ke 2 perusahaan sawit grup Astra dan Sinar Mas.
Di tengah perjalanan yang rusak parah, Gubernur sempat turun mobil LC Toyota, dua kali. Pertama, di jalan antar Sangatta Simpang Perdau memantau titik longsoran. Kedua, di jalan pertengahan menuju Muara Wahau, tepatnya salah satu warung kelontongan. Awang mencoba  untuk rileks otot tubuh dan menyantap mie instant. Maklum, selama perjalanan di bekas Kabupaten dipimpinya, mobil iringan rombongan perlahan melewati setiap lubang jalan aspal.
Di Muara Wahau, rombongan Gubernur mendatangi kedua grup perusahaan sawit, cukup menyita waktu dan tenaga. Perjalanan selanjutnya ke Tanjung Redeb, mulai bergerak, pukul 18.00 meninggalkan Kutai Timur. Hingga pukul 22.00, rombongan singgah di Kecamatan Kelai Tanjung Redeb. Rombongan menyantap makan malam. Momen makan malam itu, Gubernur bertekad akan menghitamkan lintas Kalimantan. Perjalanan lalu berlanjut dan tiba di ibukota Kabupaten Tanjung Redeb, Berau, pukul 01.00.
Gubernur Kaltim selama di Berau, meresmikan peletakan pertama pembangunan perluasan Bandara Kalimarau, meresmikan pasar Sanggam Adji Dilayas Jl H.M Ayoeb Kilometer Lima yang merupakan pasar modern terbesar di Kalimantan danmelakukan  peletakan batu pertama pembangunan boiler baru di PLTU Lati berkapasitas 40 Ton/jam.
PLTU Lati saat ini dipasok batubara dari Berau Coal 70 ribu ton per tahun. Dimana, PLTU cukup hanya membayar batubara seharga royalti kepada pemerintah yang lebih rendah daripada harga batubara untuk komersial. PLTU Lati menghasilkan listrik 3,6 MW. Beban listrik di Tanjung Redeb, saat ini mencapai 11 MW. PLTU Lati dibangun atas kerjasama PLN Wilayah Kaltim dan PT Indo Pusaka Berau. (min)

Tidak ada komentar: