Rabu, 27 Januari 2010

Mahasiswa Bakar Gambar SBY-Boediono dan Sri Mulyani


Tampilkan Mayat Pocong Menkeu dan Mantan Gubernur BI
Mahasiswa yang berunjuk rasa di simpang empat Mal Lembuswana, Rabu (27/1), pukul 16.00, membakar gambar Presiden RI dan Wakilnya, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono serta Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pembakaran berlangsung di simpang empat Mal Lembuswana, saat mahasiswa berorasi.
Unjuk rasa ini digelar Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kaltim. Mereka menilai pemerintah telah gagal wujudkan supermasi hukum dalam 100 hari kerjanya yang jatuh pada tanggal 28 Januari 2010.
 "KAMMI menilai bahwa perjalanan pemerintahan SBY dalam 100 hari kerja, gagal total mwujudkan supermasi hukum. Terungkap banyak pelanggaran dilakukan pimpinan negara dalam kebijakannya kucuran dana 6,7 Teriliun kepada Bank Century. Kasus ini pun berlarut-larut di pansus century DPR sebagai ajang pertarungan politik," kata Johandri, Humas Aksi KAMMI Kaltim sore itu.
Selain aksi pembakaran gambar Presiden RI dan Wakilnya, mahasiswa juga menampilkan peragaan mayat pocong dua tokoh kunci kebijakan kucuran dana ke Bank Century, Sri Mulyani dan Boediono. Kedua tokoh itu yang terpercaya ahli dibidangnya telah salah mengambil kebijakan. Meski begitu, menurut Johandri, Sri Mulyani dan Boediono sulit dijerat dengan hukum karena ujungnya dianggap pelanggaran administratif.
"Kami menampilkan mayat pocong Sri Mulyani dan Boediono sebagai tanda mereka akan mendapat balasannnya saat di dunia akhirat kuburan. Meski di dunia, mereka bisa lolos dari hukuman, namun di dunia lain, mereka akan mendapat siksa sesuai perbuatannya," katanya.
Unjuk rasa KAMMI Kaltim ini diikuti sekitar 30 mahasiswa, mendapat pengawasan dari anggota polisi Intelkam Poltabes Samarinda. Hingga selesai unjuk rasa berjalan lancar dan tertib. Meski aksi berlangsung di tengah jalan raya, tak mengganggu kelancaran lalu lintas di jalan raya.
Sebelumnya, pada hari yang sama, unjuk rasa dilakukan Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK)mengangkat isu yang sama tentang skandal Century. Aksi ini di gelar rencananya mulai pukul 12.00 di Masjid Al Maruf dan Simpang Empat Mall Lembuswana.
Peserta unjuk rasa juga berasal dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Samarinda ini, mengajak masyarakat untuk mendukung pola tatanegara Islam. Karena tatanegara Indonesia saat ini yang mementingkan Kapitalisme, sangat merugikan. Salah satunya, kasus skandal Century. "Parahnya, aliran dana diberikan ke bank tersebut sangat kabur dan ditenggarai terjadi pembelokan aliran untuk kepentingan politik," kata Hamsan, koordinator aksi BKLDK Samarinda.

Tidak ada komentar: