Rabu, 19 November 2008

Sumur bor Semburkan Gas & Lumpur

BALIKPAPAN, TRIBUN - Semburan gas dan lumpur terjadi lagi di sumur milik warga Sukadi (56) di Jalan Mulawarman Gang Barokah RT 14 Kelurahan Lamaru, Balikpapan Timur, Rabu (19/11). Semburan tersebut awalnya mengeluarkan air tanah dengan ketinggian kaki orang dewasa sejak pukul 12.00 dini hari.

Penyebab terjadinya semburan ini akibat pembangunan sumur bor. Sukadi mengaku ia membangun sumur bor sejak Senin lalu (17/11). Pembangunan sumur tersebut membuat saluran pipa dengan kedalaman sekitar 48 meter dari permukaan tanah dan air yang keluar masih air tanah.

Namun sejak kemarin, semburan air bercampur lumpur mengandung gas perlahan-lahan keluar semakin kencang. "Mulai pukul 2.00 dini hari, semburan air semakin kencang dan tingginya mencapai 12 meter. Saya dan warga disini khawatir dan melapor ke Polsekta Balikpapan Timur," kata Sukadi, pemilik sumur.

Polisi mendapat laporan bergegas mendatangi lokasi titik semburan. Petugas pun mengamankan lokasi dengan memasang tanda police line. Garis polisi tersebut dipasang pada titik semburan dengan jarak radius sekitar lima meter. Selain itu polisi juga bergegas melaporkan ini ke pihak Pertamina.

"Ada empat orang petugas Pertamina yang datang sekitar pukul 03.00 dini hari. Kata mereka semburan ini tidak berbahaya cuma mengandung gas sekitar 10 persen di dalam air tanah," kata Sukadi.


"Selama empat hari membuat sumur bor tidak terjadi apa-apa. Apalagi adanya tanda-tanda semburan gas atau air. Tapi kemarin baru terjadi semburan. Sebenarnya sumur bor ini rencananya untuk kebutuhan air di daerah rumah saya karena sulit mendapatkan air," kata Sukadi.

Kemarin siang, warga sekitar mulai berdatangan untuk melihat titik semburan hanya tinggal sekitar ketinggian 4 meter. Tidak ada warga ingin mendekat, semburan gas dan lumput mengotori lokasi sekitarnya.

Pantauan Tribun, titik semburan gas dan lumpur terletak bagian sumur bor disampingi rumah milik Sukadi. Bagian pipa paralon menyalurkan air tanah, pecah. Pada bagian pipa terdengar suara semburan cukup keras bersahutan. Lumpur yang keluar dari tanah mirip "lumpur Lapindo" berwarna abu-abu cairan kental terus menerus mengalir ke lokasi sekitar titik semburan. (m20)

Pernah Dilarang Membangun Sumur Bor
Kapolsekta Balikpapan Timur Iptu Fitriadi mengatakan pihaknya telah mengamankan lokasi titik semburan lumpur dan air sejak pukul 02.00 dini hari, Rabu (19/11). Ia mendapat laporan dari warga bahwa semburan tersebut dari sumur bor semakin lama semakin kencang mengeluarkan gas dan lumur ke atas permukaan tanah. "Sementara ini kami amankan dulu lokasi titik semburan gas dan lumpur. Kami juga menghubungi pihak Pertamina yang mempunyai ahli bidang minyak dan gas meneliti kejadian ini. Penyebab semburan diduga adanya pembangunan sumur bor air tanah dengan kedalaman 48 meter," kata Fitriadi, Rabu (19/11).

Menurut Fitriadi, sejak tahun 1980 sebenarnya sudah ada himbauan di wilayah pantai Lamaru terutama daerah rumah warga Sukadi di RT 14 Kelurahan Lamaru, Balikpapan Timur untuk tidak membangun sumur bor. "Ada beberapa kasus terjadinya semburan gas dan lumpur beberapa waktu lalu. Penyebabnya sama, karena warga melakukan pengeboran ke dalam tanah ," kata Fitriadi.

Namun warga yang sadar dan sudah mengetahui adanya kandungan gas dalam tanah seringkali melupakannya karena desakan kesulitan kebutuhan air. Warga terpaksa mencari cara yang mudah mendapat air yaitu membangun sumur bor untuk kebutuhan air.

Terpisah, seorang warga mengakui bahwa daerah rumah tinggalnya di pantai lamaru sangat sulit mendapat air padahal kebutuhan primer satu ini sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. "Disini seminggu pernah warga tidak mendapat air. Kami sangat kesulitan kalau tidak membuat sumur bor untuk pasokan air," kata Ardiman, warga setempat, RT 14 Kelurahan Lamaru. (m20)

Tidak ada komentar: